2 Des 2016

pengalaman membangun

Jangan bertanya kapan akan selesai,.. tapi bertanyalah kapan akan dimulai,..

Saudara saya membangun rumahnya dengan biaya 10 juta rupiah,..

Cerita ini terjadi pada tahun 2004,..  hampir sepuluh tahun yang lalu,..
Ada saudara saya, punya anak (pada waktu itu) 3 orang,.. profesi satpam di sebuah perusahaan,.. tinggal di sebuah kontrakan rumah petak yang tidak jauh dari rumah tempat tinggal saya,..

Suatu hari kami ngobrol santai, dan sampai kemasalah rumah,.. Ada kata2 yang membuat saya tergugah,.. “aduh,.. kapan saya bisa punya rumah,.. ga harus kontrak,.. kalo tinggal di rumah sendiri,.. hati tenang mas,.. biar uang ga punya,.. masih bisa kita seadanya makan,.. kepala ga pusing dikejar bayaran kontrakan,..”

Saya bisa memahami kesulitan dia, yang saya sendiri juga yakin (krn jg pernah mengalami), memang berat perjuangan untuk punya rumah sendiri, sementara hidup dengan mengontrak juga tidak kalah beratnya,..

Sabar bang,.. Abang harus konsentrasi, berusaha untuk punya lahannya dulu,.. begitu kata saya, krn saya juga tau, dengan income yg dia miliki, tentu sulit untuknya mendapatkan fasilitas kredit perumahan..

Saya ada lahan  5x15m,.. hasil cicil,.. tp saya ga punya uang untuk bangunnya.. pinjam koperasi kantor, paling banyak saya dapatkan 10 jt, begitu jawabnya.

Saya terdiam sejenak, sambil coba berfikir,. Apakah bisa dengan 10 juta membangun rumahnya,.. lalu saya beranikan diri untuk menjawab:

Begini bang,.. ambil saja kredit 10 juta itu,..  lebih baik abang mulai bangun dari sekarang,.. insyaallah jadi rumah, meskipun tentu banyak sekali keterbatasan,.. ga apa kan,.. yang penting bisa dipakai abang tinggal dengan keluarga, dan cukup layak,.. dan kalau abang tidak mulai dari sekarang,.. harga bangunan dan material pasti akan bergerak terus,.. dan mungkin cita2 abang ingin punya rumah hanya akan jadi mimpi,..  

Jadi kami bicarakan hal-hal dan persiapan untuk mulai melaksanakan rencana itu,.. Saya kagum dengan pasangan suami istri itu, dikarenakan mahalnya biaya upah tenaga, maka saya hanya meminjamkan  2 orang pekerja,  
mereka sendiri menyatakan sanggup untuk ikut bekerja,.. dan pada kenyataannya memang seperti itu,.. sang istri bahkan tanpa sungkan, mengangkut batu/bata dan material lain dengan gerobak yang dipinjami tetangga,..

Akhirnya setelah desain saya siapkan dan pinjaman sudah cair, kami memulai melaksanakan pembangunan.. dan alhamdulillah dalam waktu kira2 3 bulan rumah sudah berdiri dan siap ditempati dengan seadanya namun masih tetap layak,.. cukup cahaya matahari,.. cukup udara yang tersirkulasi degan baik,..

Dengan ruang2 al; 2 buah K,Tidur, 1 unit KM/WC, 1 unit Dapur, 1 unit R.Makan + R. duduk, 1 unit R.tamu berikut terasnya,.. dan masih tersisa lahan pekarangan didepan rumah, serta 1 unit taman dalam untuk lubang sirkulasi udara dan penerangan alami sehari-hari..

Akhirnya keluarga sepupu saya itu pindah kerumah sendiri, dan tinggal disana hingga saat ini.. Kondisi rumah pun sedikit demi sedikit diperbagus,.. merka gembira dan puas,.. sayapun ikut terharu dan gembira,.. terlebih lagi,.. ketika secara sederhana mrk mengadakan syukuran pindah rumah, saya ikut diundang,.. dan pada satu kesempatan,.. sepupu itu mendatangi saya dan berkata,..

“ mas,.. terimakasih banyak,.. saya ga pernah sangka bisa seperti ini,.. saya bisa punya rumah,.. sekali lagi terimakasih banyak,.. saya pinjam uang dari kopersai hanya 10 juta, dan ternyata bisa jadi rumah yang sudah jauh lebih baik dari yang pernah kami bayangkan,.. ternyata uangnya masih sisa 600 ribu,.. buat mas aja ya,…” 

hahaha… Subhanallah..  

berikut sedit rincian spesifikasinya:
ruang:
- R. Tamu                       2.5 x 2.75 m =   6.875 m2
- R.makan + R.duduk/TV       3 x 5 m = 15       m2
- Dapur                               2 x 2.5 m  =   5       m2
- KM/WC                              2 x 1.5 m =  3       m2
- KT Orang Tua                  3 x 3.25 m =   9.75  m2
- KT Anak                           2 x 3    m2=  6         m2

                                    TOTAL LUAS =   45 m2

fasilitas lain : taman tengah + Teras r.tamu.

material:
Pondasi batukali 50 x 50 x 25
Sloff 4 x d-8 ring 9 x 15
Tiang Beton Praktis 11 x 11
Ring Balok 13/20
Dinding Batako (plester hanya di K.Tidur)
Plafond triplex 3mm (hany K.tidur + R.duduk)
Lantai Plester Aci + Vinyl
Atap Asbes gelombang rang borneo
Kamar mandi bak fiber + Lantai Keramik bekas.
Meja dapur beton + keramik bekas.
Listrik / Kabel2 standar PLN/LMK
Pintu dan jendela bekas, untuk kaca nako - tanpa kusen,..

29 Okt 2016

Solusi Desain Lahan 5 x 26m memanjang kebelakang - #1





Rumah mungil tapi lengkap aku bangun diatas sebidang tanah seluas 150m2,.. ukuran lebar 5,65 x  panjang 26 m, memanjang kebelakang, (mirip gerbong kereta),..

Waktu mulai aku bangun,.. disangka tetangga lagi bikin jalan.. hahaha..

Lahan Ukuran 5.65 x 26 m mengahadap barat

karena bentuknya yang kurang menguntungkan atau tidak leluasa bagi masyarakat pada umumnya untuk membuat tata ruang, maka peminatnya sedikit, dan akhirnya bisa kubeli dengan harga yg relatif murah, jauh dibawah harga pasar setempat..  




awalnya (sebelum membeli) kubayangkan, mungkin bagian depan bisa kuolah  untuk kegiatan pekerjaanku (studio arsitek) sekaligus jadi area publik,  bagian tengah untuk semi publik dan belakang untuk zona private (keluarga,..) 

kemudian kucoba buat aternatif desain (ini aku lakukan sebelum membeli lahan itu..)


dan ketika ternyata bisa kubuat denah yang sesuai dengan kebutuhan, serta cukup membuatku senang, kubeli lahan itu dan kubangun rumahku..dan terimakasih kepada Tuhan YME, pada tahun 2002 kami sekeluarga mulai menempatinya..




berikut sedikit ulasan mengenai rumah kami





Zona Publik,


berada di bagian depan (sisi barat) antara lain;
- Ruang tamu, 
- Toilet tamu,  
- Tangga ke lantai 2, 
- Gudang,  
- Dapur 
-  Garasi, 

dengan koridor sebagai simpul pengikat antar ruang.



Keuntungan yang didapat adalah privacy di zona private menjadi sangat kuat disebabkan;

1. tidak terganggu lalulintas kegiatan publik

2. Tidak terlihat langsung dari ruang tamu 

3. Peletakan dapur dekat dengan zona publik, menghindarkan gangguan lalulintas "dari"
    dan "ke" dapur,  seperti, membawa belanjaan, buang sampah dapur, yang pasti sangat
    tidak nyaman kalau untuk itu harus melewati ruang makan, atau ruang duduk keluarga






"Koridor tengah Simpul pengikat sangat bermanfaat untuk menjadi pusat lalulintas, sehingga tidak banyak terjadi "cross", dan sekaligus juga menjadi aksen penguat privacy"
  








Dibuang Sayang....."strategy murah meriah - efisien dengan;spesifikasi Bahan,... bekas,.. sisa,.. dari pada dibuang,... "






> Tangga
- Bahan Tangga (antrede), menggunakan kayu meranti tebal 3 cm, diambil dari sisa proyek - potongan papan untuk Listplank Genteng

- Tanpa hand railling
- Finishing Natural, (tanpa cat) sedikit digosok ampas kelapa.
- Prediksi kekuatan sekitar 2-3 thn,.. dalam kenyataan hingga saat ini ( sudah lebih 10 tahun) masih utuh sebagian besar, hanya 4-5 anak tangga yang harus diganti karena kropos dimakan rayap.


> Toilet Tamu
    ukuran 90 x 215 cm
- Dinding mosaik bekas potongan keramik, warna campuran.
- Meja Toiletris potongan marmer Lampung bekas lantai
- Closet bekas, Mixed, Tangki warna biru n closet warna maroon diambil dari 2 unit closet bekas/rusak/pecah. tinggal beli cover closet dan mekanikal tangki.
- Lantai pakai sisa batu alam purwakarta buat taman.



> Dinding
Bata Merah coated dan Batako tanpa plester,
sebagian dinding diruang tamu diplester.

> Lantai Ruang Tamu
-Keramik KW-3 putih, pola diagonal dengan naad 1cm, untuk memanipulasi ukuran keramik yang tidak merata,.. border 15-20 cm, untuk kejelasan pengakhiran.
- untuk koridor menggunakan batu alam (wetlook coated), type tidak beraturan (batu purwakarta) sisa proyek pembuatan taman,..

>jendela / Pintu Kaca
- sengaja dibuat pintu kaca sistim lipat. dimanipulasi supaya berkesan lebar, manakala diperlukan semisal untuk acara-acara keluarga, pintu dibuka lebar dan ruang tamu tersambung langsung dengan garasi. 
- keuntungan lainnya adalah ruang tamu berkesan lebar dan tidak gelap / cukup sinar matahari.
- bahan kayu meranti 
- tanpa kusen, hanya ditempel multiplex 9mm, dan untuk pegangan engsel dan grendel atas/bawah diberi dudukan balok 6/12)
- finishing cat kayu



"Relung-relung dimanfaatkan menjadi lemari built in sebagai alternatif ruang penyimpanan barang" 



>Gudang/Voyer
- Karena terletak di zona publik, area sekitar gudang diupayakan untuk tetap menjadi menarik dengan membuat meja/lemari voyer dan rak-rak buku / hiasan patung kecil.

- Disamping ruangan khusus penyimpanan dengan rak dari kaso bekas steger/stud, tempat penyimpanan lain berupa lemari-lemari tanam dibuat dengan memanfaatkan relung-relung.

- Pintu lemari tanam menggunakan papan bekas peti kemas unit AC Cassette, dan diberi engsel model vintage.

-Untuk mendapatkan pencahayaan alami, dinding koridor voyer menggunakan glassblock bekas bongkaran rumah.

- Relung kecil disamping meja voyer dimanfaatkan sebagai rak penyimpanan perkakas pertukangan pribadi yang sering dipakai.


Demikian ruang-ruang pada daerah publik direncanakan dengan seoptimal mungkin baik secara horisontal maupun vertikal demi untuk menyiasati keterbatasan lahan dan ruangan yang sempit.
berikutnya saya akan mengulas mengenai zona tengah yang menjadi area semi publik. 



Lanjut ke - artikel berikutnya